MBAH KUNG ...alm.
Pernahkah
mempertanyakan dalam batin terdalam, tentang arti ayah bagi kehidupan kita.
Mungkin teringat senyumnya, bicaranya, kidung yang beliau bawakan, atau bau
kopi pagi yang selalu merasuk dari meja duduk depan. Atau di saat sampeyan
berjalan di pematang sawah …. membayangkan saat beliau membimbing dan mengajari
kita berjalan di galengan ( galengan =
pemisah antar pematang ) yang licin dengan berkaki telanjang agar tidak
terpeleset tercebur di pematang sebelah kiri dan parit di sebelah kanan ? . Atau saat
mendengar lagu Titip Rindu Buat Ayah karya Ebiet G Ade, dengan bait syairnya
yang puitis mengena, seolah beliau selalu awet bersama kita.
***
Bagi seorang yang
sudah dewasa, atau yang sedang jauh dari orangtua, lazimnya akan sering merasa
kangen dengan ibu. Bagaimana dengan ayah ?. Apakah itu karena stigma, atau memang
kodrat Yang Maha Kuasa mengehendaki.
Tetapi itulah adanya, dan tidak usah kita berusaha mengubahnya. Atau mungkin
karena ibu lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaanmu, kesehatanmu,
kuliahmu, pekerjaanmu, sehingga hal itu bisa terjadi ?.
Kalaupun itu alasannya,
tahukah kamu, bahwa ternyata ayahlah yang selalu mengingatkan ibu untuk
menelponmu .
Saat kecil ibulah
yang lebih sering mendongeng. Tetapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan
wajah kuyu selalu menanyakan pada ibu, apa saja yang telah kamu lakukan
seharian. Lalu saat kamu sakit batuk /
pilek, ayah dengan suara baritonnya ; "Sudah
dibilang ! jangan minum es !".
Masih saja meminumnya.
Tetapi tahukah kamu, bahwa saat - saat itulah ayah sangat khawatir
terhadap dirimu.
***
Ketika kamu
remaja, kamu menuntut untuk dapat izin keluar rumah, tetapi ayah berkata tegas
“ tidak boleh “. Sadarkah kamu bahwa
ayah hanya ingin menjagamu. Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang
berharga. Saat kamu sudah menginjak ke usia kedewasaan dan kamu rasanya bisa
dipercaya, ayah melonggarkan peraturannya, membolehkan untuk keluar malam,
walaupun ayah tetap saja dengan hati yang gundah.
Dugaan ibu ternyata
benar, kamu memaksa untuk melanggar
peraturan jam malamnya. Apa yang dilakukan ayah ;….. menunggu di ruang tamu
dengan amat sangat khawatir.
Ketika kamu dewasa dan harus di kota lain, ayah harus melepasmu. Tahukah
kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu. Dan ayah sangat ingin
menangis. Di saat kamu memerlukan sesuatu, ayah hanya mengernyitkan dahi,
dengan tanpa menolak, lalu memenuhi permintaan itu.
Saat kamu di
wisuda, ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu, dan
ayah tersenyum bangga dan bahagia
karenanya.
Masih ingat kah kamu saat kamu kecil dulu, bila badan mu panas, dan saat
ibu mu sudah lelah menggendongmu, maka ayah dengan telanjang dada, mendekap mu,
sambil kamu harus melihat wajah ibumu di dapur, lalu ku alunkan kidung ini ; Ana
kidung rumekso ing wengi. Teguh hayu luput ing leloro. Luput ing bilahi kabeh. Jim
setan datan purun. Paneluhan tan ono wani. Miwah panggawe olo. Gunaning wong
luput. Geni atemahan tirto. Maling adoh tan ono ngarah ing mami. Guno dudu tan
sirno ( Kidung karya Sunan Kalijogo ).
Terjemahan bebasnya : Dengan doa di saat malam, menyebabkan kuat selamat
terbebas dari segala penyakit segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau,
segala jenis sihir pun tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. . Guna guna dari
perbuatan orang tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dari ku.
Segala bahaya akan lenyap. Tidak terlampau lama dirimu terlelap dalam
belai dukungan ayah.
Bait lagu Ebiet G Ade ini yang selalu menyentuh hati terdalam ku : Ayah dalam hening sepi
kurindu. Untuk menuai padi milik kita. Tapi kerinduan tetap kerinduan.
Allahumaghfirlahum
warhamhum wa’afihi wa’fuanhum... Aamiin. Alluhumma firlaha warhamha wa'afihi wa'fuanha. Aamiin..
Semoga Allah Subhanna wa ta'ala mengampuni dosa ke dua orang tua kami. Aamiin
Salam, Harduk,-
Bangkinang, 6 Juni 2017

Allahumaghfirlahum warhamhum wa'afihii wa'fu'anhum..
BalasHapusMengingatkan saya dgn keras.. ktika bpk ibu skr msh ada..
Barakallah...bi walidaihi ikhsan...
Aamiin.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus